Transformator
Ridjal
Ramdlani, Jati Fallat,.MT
Jurusan Teknik
Elektro FST UIN SGD
Jln. A.H. Nasution 105 Bandung 40614 INDONESIA
Intisari –
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang
lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang
terbuat dari besi berlapis, dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer, dan
kumparan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah
lilitan pada kedua kumparan itu. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga
yang dibelit seputar “kaki” inti transformator.
Keywords – Induksi
elektromagnetik, satu fasa, medan magnet, inti besi, GGL induksi.
I. PENDAHULUAN
Transformator merupakan
alat listrik yang dapat mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lainnya berdasarkan prinsip induksi-elektromagnetik.
Untuk memperoleh suatu transformator daya satu fasa yang mempunyai efisiensi
yang tinggi diperlukan suatu perancangan. Proses perancangan transformator satu
fasa ini dapat dilakukan secara manual, namun untuk cara ini memungkinkan
terjadi kesalahan didalam perhitungan. Agar permasalahan diatas dapat dihindari
dan untuk mempercepat proses perhitungan maka diperlukan bantuan software dalam
proses perhitungan.
II. DASAR TEORI TRANSFORMATOR
Transformator (trafo) ialah alat
listrik/elektronika yang berfungsi memindahkan tenaga (daya) listrik dari input
ke output atau dari sisi primer ke sisi sekunder. Pemindahan daya listrik dari
primer ke sekunder disertai dengan perubahan tegangan baik naik maupun turun.
Ada
dua jenis trafo yaitu trafo penaik tegangan (step up transformer) dan trafo penurun tegangan (step down transformer). Jika tegangan primer lebih kecil dari tegangan
sekunder, maka dinamakan trafo step up.
Tetapi jika tegangan primer lebih besar dari tegangan sekunder, maka dinamakan
trafo step down.
Gambar 1. Simbol trafo
Pada setiap trafo mempunyai input yang
dinamai gulungan primer dan output yang dinamai gulungan sekunder. Trafo
mempunyai inti besi untuk frekuensi rendah dan inti ferrit untuk frekuensi
tinggi atau ada juga yang tidak mempunyai inti (inti udara).
Primer Sekunder
Gambar 2. Bagian
trafo yang dilalui arus listrik
Bila pada lilitan primer
diberi arus bolak-balik (AC), maka gulungan primer akan menjadi magnit yang
arah medan magnitnya juga bolak-balik. Medan magnit ini akan menginduksi
gulungan sekunder dan mengakibatkan pada gulungan sekunder mengalir arus
bolak-balik (AC). Dimisalkan pada gulungan primer mengalir arus berfasa positip
(+), maka pada gulungan sekundernya mengalir arus berfasa negatip (-). Karena arus yang mengalir digulungan
primer bolak-balik, maka pada gulungan sekunderpun mengalir arus bolak-balik.
Besarnya daya pada lilitan primer sama dengan daya yang diberikan pada lilitan
sekunder.
Jadi Pp = Ps atau Up.Ip = Us.Is
Dimana:
Pp = Daya
primer dalam watt
Ps = Daya
sekunder dalam watt
Up = Tegangan
primer dalam volt
Us = Tegangan
sekunder dalam volt
Ip = Arus primer dalam ampere
Is =
Arus sekunder dalam ampere
Contoh:
Sebuah trafo daya dihubungkan dengan tegangan
jala-jala 220 V, arus yang mengalir pada lilitan primer 0,2 amper. Jika
tegangan sekundernya 12 V. Hitunglah besarnya arus sekunder.
Penyelesaian:
Up.Ip = Us.Is
220.0,2 = 12.
Is
Is = 44/12
Is = 3,66 ampere
A. Perbandingan Transformasi
Pada umumnya jumlah lilitan primer tidak
sama dengan jumlah lilitan sekunder. Untuk trafo stepup jumlah lilitan primer
lebih sedikit dari jumlah lilitan sekunder, sebaliknya untuk trafo stepdown
jumlah lilitan primer lebih banyak dari jumlah lilitan sekunder. Banyaknya
lilitan primer dan banyaknya lilitan sekunder menunjukkan besarnya tegangan
primer dan besarnya tegangan sekunder. Semakin besar tegangannya semakin banyak
pula lilitannya. Jadi banyaknya lilitan berbanding lurus dengan besarnya
tegangan dimasing-masing sisi. Jika lilitan sekunder = Ns dan lilitan primer =
Np, maka perbandingan jumlah lilitan primer dan lilitan sekunder disebut
perbandingan transformasi dan dinyatakan dengan T = Np/Ns. Pada transformator berlaku persamaan: Up/Us = Np/Ns atau T = Up/Us
Contoh:
Sebuah trafo daya tegangan primernya 220 V,
tegangan sekundernya 30 V. Jumlah lilitan primernya 1100 lilit. Hitunglah
banyaknya lilitan sekundernya.
Penyelesaian:
Up/Us = Np/Ns 220/30 = 1100/Ns 7,33 = 1100/N
Ns = 1100/7,33 Ns
= 150.06 lilit
Pada teknik elektronika dikenal
bermacam-macam trafo, baik untuk frekuensi tinggi maupun frekuensi rendah.
Contoh trafo untuk frekuensi tinggi yaitu trafo osilator, trafo frekuensi
menengah (IF), trafo spull antena (tuner).
Sedangkan trafo yang dipakai untuk frekuensi rendah yaitu trafo input, trafo
output, trafo filter (choke).
III. PENUTUP
Dari pembahasan di atas
dapat di ambil kesimpulan ketika kumparan primer dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan
medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti
besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung
kumparan sekunder akan timbul GGL induksi. Efek ini dinamakan induktansi
timbal-balik (mutual inductance).
REFERENSI
[1] Tim
Penyusun, Mengenal Komponen Elektronika, Modul ELKA-MR.UM.001.A, Garut:
SMK Negeri 2 Garut, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar